10
310 831
UNIVERSITAS
NEGERI MANADO
FAKULTAS
MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN BIOLOGI
MATERI 3
NUTRISI DAN HORMON PERTUMBUHAN
A.
NUTRISI
Nutrisi adalah zat-zat gizi atau zat lain yang berhubungan dengan
kesehatan dan penyakit, termasuk keseluruhan proses pemasukan dan pengolahan
zat makanan oleh tubuh tumbuhan yang bertujuan menghasilkan energi yang
nantinya akan digunakan untuk aktivitas tubuh serta mengeluarkan zat sisanya
(hasil metabolisme). Nutrisi dapat dikatakan sebagai ilmu tentang makanan,
zat-zat gizi dan zat lain yang terkandung, aksi, reaksi, dan keseimbangan yang
berhubungan dengan kesehatan dan penyakit.
Tumbuhan
memerlukan kombinasi yang tepat dari berbagai nutrisi untuk tumbuh, berkembang,
dan bereproduksi. Ketika tumbuhan mengalami malnutrisi, tumbuhan menunjukkan
gejala-gejala tidak sehat. Nutrisi yang terlalu sedikit atau yang terlalu
banyak dapat menimbulkan masalah.
Beberapa hipotesis tentang nutrisi
pada tanaman:
1. Aristoteles
Zat-zat untuk pertumbuhan adalah tanah
1. Jean Baptiste
Van Helmont (Fisikawan Belgia, Abad 17)
Biji
ditanam dalam pot yang mengandung tanah 90,9 kg, disirami secara teratur,5
tahun kemudian berat pohon menjadi 76,8 kg tanah yang hilang hanya 0,06 kg.
Tanaman tumbuh baik karena air yang diberikan secara teratur setiap hari
2. Stephen
Hales (Ahli Fisiologi Inggris abad 18):
Tumbuhan diberi makan sebagian besar
oleh udara.
Kesimpulan
Tumbuhan :
1)
Mengekstraksi air dan mineral dari dalam tanah
2)
Mengabsorpsi O2& CO2 dari udara.
Pengambilan
Nutrien oleh Tumbuhan (Gambar 1)
•
Akar mengabsorpsi air (H2O) dan mineral dari tanah.
•
Mikorhiza dan bulu akar sangat menambah luas permukaan absorpsi. Karbondioksida
(CO2), sumber karbon untuk fotosintesis, berdiffusi ke dalam daun
dari udara sekitarnya melalui stomata.
•
Tumbuhan juga memerlukan O2 untuk respirasi sellular, walaupun
tumbuhan menghasilkan O2 hasil fotosintesis.
•
Dari nutrien anorganik ini tumbuhan dapat memproduksi semua kebutuhan bahan
organiknya sendiri.
Fungsi dan penggolongan nutrisi
a.
Nutrien Mineral
Nutrien
mineral yaitu unsur kimia esensial yang diabsorpsi dari dalam tanah dalam
bentuk ion anorganik. Nutrien mineral dari tanah hanya memberikan sumbangan
yang kecil untuk keseluruhan massa dari tumbuhan tersebut,80-85% dari tumbuhan
herbacious (yang mengandung sedikit lignin) terdiri dari air yang diakumulasi
di dalam vakuola sentral selnya.
Air
yang diabsorpsi :
ü 10%
digunakan tumbuhan, dengan fungsi
ü Untuk
pelarut
ü Perpanjangan
sel
ü Menjaga
suhu tanaman
ü Membantu
proses metabolisme
ü Menyangga
turgiditas sel.
ü 90%
hilang melalui transpirasi
ü 90%
melalui stomata
ü 10%
melalui kutikula dll.
Kadar
air tumbuhan dapat diukur dengan mengurangkan berat materi tumbuhan sebelum dan
sesudah dikeringkan, sampai mencapai berat konstan.
Komposisi
Kimia Berat Kering Tumbuhan:
ü 95%
berupa bahan organik, dalam bentuk:
1. Karbohidrat
(termasuk Sellulosa dari dinding sel)
2. Senyawa
sulfur, nitrogen dan fosfat
ü 5%
berupa bahan anorganik (50 unsur kimia)
b.
Nutrien Essensial
Nutrien
essensial adalah unsur yang dibutuhkan tanaman dengan kriteria:
1.
Tanpa zat hara tersebut tanaman tidak dapat memenuhi siklus hidupnya
2.
Zat hara tersebut tidak dapat digantikan oleh zat hara lainnya
3.
Persyaratan tersebut harus berlaku untuk semua tanaman
Cara
penelusuran unsur/nutrien essensial:
ü Kultur
hidroponik
ü Analisis
bahan kering tumbuhan
Menggunakan
Kultur Hidroponik untuk Mengidentifikasi Nutrien Essensial (Gambar 2)
ü Seorang
peneliti merendam perakaran tumbuhan di dalam larutan berbagai mineral yang
konsentrasinya diketahui.
ü Dengan
menambahkan udara ke dalam air menyediakan oksigen bagi akar untuk respirasi
selluler. Sebuah mineral tertentu, seperti misalnya kalium, dapat dihilangkan
dari media kultur untuk mengetahui apakah itu essensial bagi tumbuhan.
ü Apabila
elemen yang dihilangkan dari larutan mineral merupakan sebuah nutrien
essensial, maka larutan yang tidak lengkap itu akan menyebabkan tumbuhan
menjadi abnormal penampilannya bila dibandingkan dengan kontrol yang
ditumbuhkan pada media mineral yang lengkap.
ü Gejala
yang paling umum dari kekurangan mineral adalah pertumbuhan yang kerdil dan
daun yang klorosis.
c.
Nutrien Makro
Makro
Nutrisi memiliki 9 unsur, diantaranya :
ü Makro
nutrien adalah nutrien yang dibutuhkan oleh tanaman dalam jumlah yang relatif
besar.
Terdiri
dari:
ü Makro
Nutrien Mayor (6 unsur)
(Bahan
baku utama pembentuk senyawa organik), yaitu: C, O, H, N, S dan P
Nitrogen (N)
Sebagai
unsur kimia dan komponen utama yang penting dalam tanaman, protoplasma sel
mempunyai kandungan nitrogen yang tinggi, dan juga merupakan unsur pokok
protein, asam amino, almida dan alkolida. Klorophil juga mempunyai unsur
nitrogen, jika dalam keadaan dibawah optimal ada kecendrungan nitrogen akan
ditransfer ke jaringan yang lebih muda, yang secara fisiologis merupakan daerah
aktif titik tumbuh.
Sulfur (S)
Sulfur
sangat penting dalam pembentukan minyak pada tanaman, seperti halnya sulfur dan
nitrogen, adalah pembentuk asam amino. Sulfur Sangat mirip dengan Nitrogen jika
dibandingkan dengan nutrient essensial tanaman lainnya, dan kekurangan unsur
sulfur pun sangat mirip dengan
Fosfor (P)
Fosfor
adalah komponen asam nukleat, yang berfungsi untuk mengatur proses
perkembangan, defisiensi unsur ini akan menghambat pertumbuhan, dan juga
mempengaruhi pertumbuhan akar. Fosfor juga merupakan komponen berbagai system
fisiologis yang berhubungan dengan nutrisi dan respirasi dan juga mempengaruhi
pemasakan buah, dan elemen ini dibutuhkan dalam jumlah yang cukup untuk
efisiensi penggunaan nitrogen. Fosfor mempunyai peranan penting dalam pemecahan
karbohidrat dan makanan lainnya yang dihasilkan akibat proses fotosintesis
dalam tanaman. Kekurangan fosfor akan menghambat fotosistesis dan membatasi
kemampuan tanaman untuk memproduksi karbohidrat, peranan fosfor dalam proses
pertumbuhan tanaman sebagai berikut :
a.
Stimulasi pertumbuhan awal akar dan perkembangannya
b.
Mempercepat tanaman untuk menghasilkan
c.
Produksi buah dan biji.
ü Makro
Nutrien Minor, yaitu: K, Ca, dan Mg.
Kalium (K)
Kalium
mempunyai pengaruh dalam proses fisiologi antara lain
a.
Pembelahan sel
b.
Formasi fotosintesis dari karbohidrat
c.
Reduksi nitrat dan mengubah hasil sistesis menjadi protein
d.
Aktifitas enzim
Kalsium (Ca)
Fungsi
utama dari kalsium adalah sebagai komponen dinding sel. Dinding sel ini
mempunyai daerah meristimatik dan ini sangat penting untuk pertumbuhan akar
yang baik, dalam fisiologi sel kalsium cenderung mengatur atau menghambat
aktivitas kalium, dan kalsium dapat juga mempengaruhi penyerapan nitrogen
Fungsi
Kalsium dalam tanaman adalah sebagai berikut :
a.
Meningkatkan pembentukan awal akar dan pertumbuhan
b.
Meningkatkan kekuatan tanaman secara umum
c.
Mempengaruhi jumlah pegambilan bahan makanan pada tanaman
d.
Menetralisasi produksi racun dalam tanaman.
e.
Meningkatkan produksi biji dan benih
f.
Meningkatkan kandungan kalsium makanan.
Magnesium (Mg)
Sebagai
salah satu komponen dri sejumlah system enzym, magnesium juga mempunyai fungsi
vital dalam pembentukan klorophil
Fungsi
Magnesium dalam tanaman adalah sebagai berikut
a.
Bagian essential dari klorophil
b.
Mengatur pengambilan unsur hara tanaman lainnya
c.
Sebagai pembawa fosfor dalam tanaman
d.
Membantu pembentukan minyak dan lemak dll
d.
Nutrien Mikro
Mikro
Nutrien memiliki 8 unsur, diantaranya :
Mikro nutrien adalah nutrien yang
dibutuhkan oleh tanaman dalam jumlah yang sangat kecil, yaitu:
Fe, Cl, Cu, Mn, Zn, Mo, B, dan Ni
Mikro nutrien diperlukan dalam jumlah
sedikit sebab fungsi utama mikro nutrient adalah:
1. sebagai kofaktor reaksi enzymatis.
Fe merupakan komponen metalik dari sitokrom
2. sebagai katalitik
Mo (Molibdenum) dibutuhkan hanya satu atom untuk setiap 16 juta atom
hidrogen dalam bahan tumbuhan kering.
Kekurangan mikro nutrien dapat
melemahkan bahkan mematikan tanaman
Elemen
mikro atau mikronutrien adalah elemen yang penting, dan dibutuhkan dalam jumlah
sedikit dan kecil untuk menjalankan fungsinya yang penting dalam tubuh tanaman.
Beberapa fungsi elemen mikro dalam system enzyme tanaman sebagai elemen
pembentuk anion (Boro dan Molibdenum) juga pembentuk unsure kation (tembaga).
Beberapa diantaranya dalam proses oksidasi – reduksi dalam metabolisme tanaman
beberapa diantaranya dibutuhkan dalam memproduksi klrorophil, Unsur mikro
diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Mangan (Mn)
Fungsi
umumnya adalah sebagai katalis untuk berbagai system enzyme. Mangaan bersifat
antagonistic dengan besi, jumlah berlebihan dari salah satu unsur akan
menyebabkan munculnya gejala defisiensi dari unsur lainnya, tetapi interaksi
elemen ini dengan mikronutrien lainnya mungkin menguntungkan.
2. Besi (Fe)
Klorosis
kerena defisiensi zat besi pada tanaman menunjukan fungsi elemen ini dalam
pembentukan klorophil, walaupun bukan elemen pembentuk yang sebenarnya, zat
besi juga berfungsi sebagai katalis dalam sistem enzym pernapasan dan oksidasi,
dan terlibat dalam reduksi nitrate menjadi amonia. Secara umum pergerakan dan
kelarutan dalam tanaman adalah terbatas, terutama jika jumlah Mangaan dan
Fosfor tinggi, jumlah kalium rendah dan cahaya yang sangat terang
3. Seng (Zn)
Seng
dibutuhkan untuk metabolisme protein dan berperan dalam pembentukan klorophil
4. Tembaga (Cu))
Tembaga
penting sebagai koenzym yang dibutuhkan untuk mengaktifkan beberapa enzym
tanaman, juga terlibat dalam pembentukan klorophil. Penyerapan tembaga
berlawanan dengan penyerapan zat besi. Jumlah tembaga yang terlalu kecil menyebabkan
zat besi terakumulasi dalam tanaman, dan jumlah tembaga yang terlalu banyak
menyebabkan gejala klorosis yang terjadi hampir disetiap pertumbuhan baru,
karena tembaga relatif tidak mobil.
5. Molibdenum
Molibdenum
penting dalam simbiosis fiksasi nitrogen dalam reduksi nitrogen nitrat menjadi
bentuk amino, oleh sebab itu defisiensi molibdenum dapat menyebabkan defisiensi
nitrogen dalam tanaman.
6. Boron
Banyak
pertumbuhan vegetatif yang abnormal disebabkan defisiensi boron, dan jika
kelebihan elemen ini menunjukan gejala keracunan, interaksi elemen ini dengan
elemen mikro lainnya dimana ada ketidak seimbangan dapat mengganggu
perkembangan bibit.
1. Makronutrien.
Makronutrien
adalah elemen-elemen yang dibutuhkan tumbuhan dalam jumlah banyak, yaitu
nitrogen, kalsium, potasium, sulfur, magnesium, dan fosfor.
TABEL MAKRO NUTRIEN
Unsur
|
Bentuk
yang tersedia bagi tumbuhan
|
Fungsi
utama
|
Karbon
(C)
|
CO2
|
Komponen
utama dari senyawa organik tumbuhan
|
Oksigen
(O)
|
CO2;
H20
|
Komponen
utama dari senyawa organik tumbuhan
|
Hidrogen
(H)
|
H2O
|
Komponen
utama dari senyawa organik tumbuhan
|
Nitrogen
(N)
|
NO3;
NH4
|
Komponen
dari asam nukleat, protein, hormon, klorofil, dan koenzym
|
Sulfur
(S)
|
SO4
|
Komponen
dari protein, koenzym
|
Fosfor
(P)
|
H2PO4;
HPO4
|
Komponen
dari asam nukleat, fosfolipid, ATP dan beberapa koenzym
|
Kalium
(K)
|
K
|
Kofaktor
dalam sintesis protein, mengatur keseimbangan air, membuka dan menutup
stomata
|
Kalsium
(Cl)
|
Ca
|
Pembentukan,
pembuatan dan keestabilan dinding sel, mengatur struktur dan permeabilitas
membran, aktivator beberapa enzim, regulator respon sel terhadap stimulus.
|
Magnesium
(Mg)
|
Mg
|
Komponen
ddari klorofil, aktivator banyak enzim
|
2. Mikronutrien
Mikronutrien
adalah elemen-elemen yang dibutuhkan tumbuhan dalam jumlah sedikit, seperti besi,
boron, mangan, seng, tembaga, klor, dan molybdenum.
TABEL MIKRONUTRIEN
Unsur
|
Bentuk
yang tersedia bagi tumbuhan
|
Fungsi
utama
|
Klor
(Cl)
|
Cl
|
Diperlukan
pada tahap penguraian air dalam fotosintesis, mengatur keseimbangan air
|
Besi
(Fe)
|
Fe;
Fe
|
Komponen
dari sitokrom, aktivator beberapa enzim
|
Boron
(B)
|
H2BO3
|
Kofaktor
dalam sintesis klorofil, terlibat dalam transport karbohidrat dan sintesis
asam nukleat
|
Mangan
(Mn)
|
Mn
|
aktiv
dalam pembentukan asam amino, aktivator beberapa enzim, diperlukan dalam
tahapan penguraian air dalam fotosintesis
|
Seng
(Zn)
|
Zn
|
Aktiv
dalam pembentukan klorofil, aktivator beberapa enzym
|
Kuprum
(Cu)
|
Cu;
Cu
|
Komponen
dari banyak enzym, reaksi redoks dan biosintesis lignin
|
Molibdunum
(Mo)
|
MoO4
|
Essensial
untuk fiksasi nitrogen, kofaktor dalam reduksi nitrat
|
Nikel
(Ni)
|
Ni
|
Kofaktor
enzym yang berfungsi dalam metabolisme nitrogen
|
Baik
makro dan mikronutrien diperoleh akar tumbuhan melalui tanah. Akar tumbuhan
memerlukan kondisi tertentu untuk dapat mengambil nutrisi-nutrisi tersebut dari
dalam tanah. Pertama, tanah harus lembap sehingga nutrien dapat diambil dan
ditransport oleh akar. Kedua, pH tanah harus berada dalam rentang dimana
nutrien dapat dilepaskan dari molekul tanah. Ketiga, suhu tanah harus berada
dalam rentang dimana pengambilan nutrien oleh akar dapat terjadi. Suhu, pH, dan
kelembapan optimum untuk tiap spesies tumbuhan berbeda. Hal ini menyebabkan
nutrien tidak dapat dipergunakan oleh tumbuhan meskipun nutrien tersebut
tersedia di dalam tanah. Pertumbuhan tanaman tidak hanya dikontrol oleh
faktor dalam (internal), tetapi juga ditentukan oleh faktor luar (eksternal). Salah
satu faktor eksternal tersebut adalah unsur hara esensial. Unsur hara esensial
adalah unsur-unsur yang diperlukan bagi pertumbuhan tanaman. Apabila unsur
tersebut tidak tersedia bagi tanaman, maka tanaman akan menunjukkan gejala
kekurangan unsur tersebut dan pertumbuhan tanaman akan terhambat. Berdasarkan
jumlah yang diperlukan kita mengenal adanya unsur hara makro dan unsur hara
mikro.
B. HORMON
Hormon tumbuhan, atau fitohormon, adalah sekumpulan senyawaorganik bukan hara (nutrien), baik yang terbentuk secara alami maupun dibuat oleh manusia,
yang dalam kadar sangat kecil mampu mendorong, menghambat, atau mengubah pertumbuhan, perkembangan, dan pergerakan (taksis) tumbuhan[1]. "Kadar kecil" yang dimaksud
berada pada kisaran satu milimol
per liter sampai satu
mikromol per liter.
Penggunaan istilah "hormon" sendiri
menggunakan analogi fungsi hormon pada hewan. Namun demikian, hormon tumbuhan tidak dihasilkan
dari suatu jaringan khusus berupa kelenjar buntu (endokrin) sebagaimana hewan, tetapi dihasilkan dari
jaringan non-spesifik (biasanya meristematik) yang menghasilkan zat ini apabila mendapat rangsang. Penyebaran hormon tumbuhan tidak harus melalui
sistem pembuluh karena hormon tumbuhan dapat ditranslokasi melalui sitoplasma atau ruang antarsel.
Hormon tumbuhan dihasilkan sendiri oleh individu
yang bersangkutan ("endogen"). Pemberian hormon dari luar sistem
individu dapat pula dilakukan ("eksogen"). Pemberian secara eksogen
dapat juga melibatkan bahan kimia non-alami (sintetik, tidak dibuat dari
ekstraksi tumbuhan) yang menimbulkan rangsang yang serupa dengan fitohormon
alami. Oleh karena itu, untuk mengakomodasi perbedaan dari hormon hewan,
dipakai pula istilah zat pengatur
tumbuh tumbuhan ( plant growth regulator/substances) bagi hormon
tumbuhan.
Kelompok hormon
Terdapat ratusan hormon tumbuhan atau zat pengatur
tumbuh (ZPT) yang dikenal orang, baik yang endogen maupun yang eksogen.
Pengelompokan dilakukan untuk memudahkan identifikasi, dan didasarkan terutama
berdasarkan efek fisiologi yang sama, bukan semata kemiripan struktur kimia.
Pada saat ini dikenal lima kelompok utama hormon tumbuhan, yaitu auksin (auxins), sitokinin (cytokinins), giberelin (gibberellins, GAs), etilena (etena, ETH), dan asam absisat (abscisic acid, ABA). Tiga
kelompok yang pertama bersifat positif bagi pertumbuhan pada konsentrasi
fisiologis, etilena dapat mendukung maupun menghambat pertumbuhan, dan asam
absisat merupakan penghambat (inhibitor) pertumbuhan. Selain kelima kelompok
itu, dikenal pula kelompok-kelompok lain yang berfungsi sebagai hormon tumbuhan
namun diketahui bekerja untuk beberapa kelompok tumbuhan atau merupakan hormon
sintetik, seperti brasinosteroid, asam jasmonat, asam salisilat, dan poliamina. Beberapa senyawa sintetik berperan sebagai inhibitor (penghambat
perkembangan).
Auksin
Ada 9 auksin indol, 14 sitokinin, 52 giberelin,
tiga asam absisat, dan satu etilena yang dihasilkan secara alami dan telah
diekstraksi orang. ZPT sintetik ada yang memiliki fungsi sama dengan ZPT alami,
meskipun secara struktural berbeda. Dalam praktik, seringkali ZPT sintetik
(buatan manusia) lebih efektif atau lebih murah bila diaplikasikan untuk
kepentingan usaha
tani daripada ekstraksi
ZPT alami.
Auksin dicirikan sebagai substansi yang merangsang
pembelokan ke arah cahaya (fotonasti) pada bioassay terhadap koleoptil haver
(Avena sativa) pada suatu kisaran konsentrasi. Kebanyakan auksin alami memiliki
gugus indol. Auksin sintetik memiliki struktur yang berbeda-beda. Beberapa
auksin alami adalah asam indolasetat (IAA) dan asam indolbutirat (IBA). Auksin
sintetik (dibuat oleh manusia) banyak macamnya, yang umum dikenal adalah asam
naftalenasetat (NAA), asam beta-naftoksiasetat (BNOA), asam
2,4-diklorofenoksiasetat (2,4-D), dan asam 4-klorofenoksiasetat (4-CPA). 2,4-D
juga dikenal sebagai herbisida pada konsentrasi yang jauh lebih tinggi.
Sitokinin
Golongan sitokinin, sesuai namanya, merangsang
atau terlibat dalam pembelahan
sel (cytokinin
berarti "terkait dengan pembelahan sel"). Senyawa dari golongan ini
yang pertama ditemukan adalah kinetin. Kinetin diekstrak pertama kali dari cairan sperma ikan hering, namun kemudian diketahui ditemukan pada
tumbuhan dan manusia. Selanjutnya, orang menemukan pula zeatin, yang diekstrak dari bulirjagung yang belum masak. Zeatin juga diketahui merupakan
komponen aktif utama pada air kelapa, yang dikenal memiliki kemampuan mendorong pembelahan sel[2]. Sitokinin alami lain misalnya adalah 2iP.
Sitokinin alami merupakan turunan dari purin. Sitokinin sintetik kebanyakan dibuat dari
turunan purin pula, seperti N6-benziladenin (N6-BA) dan 6-benzilamino-9-(2-tetrahidropiranil-9H-purin)
(PBA).
Giberelin atau asam giberelat
Golongan ini merupakan golongan yang secara
struktur paling bermiripan, dan diberi nama dengan nomor urut penemuan atau
pembuatannya. Senyawa pertama yang ditemukan memiliki efek fisiologi adalah GA3 (asam giberelat 3). GA3 merupakan substansi yang diketahui menyebabkan
pertumbuhan membesar pada padi yang terserang fungiGibberella fujikuroi.
Etilena
Etilena atau etena merupakan satu-satunya zat
pengatur tumbuh yang berwujud gas pada suhu dan tekanan ruangan (ambien).
Selain itu, etilena tidak memiliki variasi bentuk yang lain. Peran senyawa ini
sebagai perangsang pemasakan buah telah diketahui sejak lama meskipun orang
hanya tahu dari praktek tanpa mengetahui penyebabnya. Berbagai substansi dibuat
orang sebagai senyawa pembentuk etilena, seperti ethephon (asam 2-kloroetil-fosfonat, diperdagangkan dengan nama Ethrel) dan
beta-hidroksil-etilhidrazina (BOH). Senyawa BOH dapat pula memicu pembentukan
bunga pada nanas. Kalium nitrat diketahui juga merangsang pemasakan buah,
namun belum diketahui secara pasti hubungannya dengan perangsangan pembentukan
etilena secara endogen.
Inhibitor
Inhibitor alami adalah asam absisat atau ABA. ABA selanjutnya dapat diproses
menjadi bentuk tidak aktif yang disebut sebagai metabolit ABA. Berbagai senyawa
sintetik dibuat dan diperdagangkan untuk menghambat atau menunda proses
metabolisme, seperti MH, (2-kloroetil)trimetilamonium klorida (CCC, merek
dagang Cycocel dan Chlormequat), SADH, ancymidol, asam triiodobenzoat
(TIBA), dan morphactin.
Manfaat
Pemahaman terhadap fitohormon pada masa kini telah
membantu peningkatan hasil pertanian dengan ditemukannya berbagai macam zat sintetik
yang memiliki pengaruh yang sama dengan fitohormon alami. Aplikasi zat pengatur
tumbuh dalam pertanian modern mencakup pengamanan hasil (seperti penggunaan
Cycocel untuk meningkatkan ketahanan tanaman terhadap lingkungan yang kurang
mendukung), memperbesar ukuran dan meningkatkan kualitas produk (misalnya dalam
teknologi semangka tanpa biji), atau menyeragamkan waktu
berbunga (misalnya dalam aplikasi etilena untuk penyeragaman pembungaan tanaman
buah musiman), untuk menyebut beberapa contohnya.
Macam-macam Hormon Pertumbuhan Pada Tumbuhan dan Fungsinya
No.
|
Nama
Hormon
|
Fungsi
|
1.
|
Auksin
|
a. Merangsang
perpanjangan sel.
b. Merangsang pembentukan bunga dan buah. c. Merangsang pemanjangan titik tumbuh. d. Mempengaruhi pembengkokan batang. e. Merangsang pembentukan akar lateral. f. Merangsang terjadinya proses diferensiasi. |
2.
|
Gibberellin
|
a. Merangsang
pembelahan sel kambium.
b. Merangsang pembungaan lebih awal sebelum waktunya. c. Merangsang pembentukan buah tanpa biji. d. Merangsang tanaman tumbuh sangat cepat sehingga mempunyai ukuran raksasa. |
3.
|
Sitokinin
|
a. Merangsang proses
pembelahan sel.
b. Menunda pengguguran daun, bunga, dan buah. c. Mempengaruhi pertumbuhan tunas dan akar. d. Meningkatkan daya resistensi terhadap pengaruh yang merugikan seperti suhu rendah, infeksi virus, pembunuh gulma, dan radiasi. e. Menghambat (menahan) menguningnya daun dengan jalan membuat kandungan protein dan klorofil yang seimbang dalam daun (senescens). |
4.
|
Gas etilen
|
a. Membantu
memecahkan dormansi pada tanaman, misalnya pada ubi dan kentang.
b. Mendukung pematangan buah. c. Mendukung terjadinya abscission (pelapukan) pada daun. d. Mendukung proses pembungaan. e. Menghambat pemanjangan akar pada beberapa spesies tanaman dan dapat menstimulasi pemanjangan batang. f. Menstimulasi perkecambahan. g. Mendukung terbentuknya bulu-bulu akar. |
5.
|
Kalin
|
a. Rhizokalin,
mempengaruhi pembentukan akar.
b. Kaulokalin, mempengaruhi pembentukan batang. c. Filokalin, mempengaruhi pembentukan daun. d. Antokalin, mempengaruhi pembentukan bunga. |
6.
|
Asam absisat (ABA)
|
a. Menghambat
perkecambahan biji.
b. Mempengaruhi pembungaan tanaman. c. Memperpanjang masa dormansi umbi-umbian. d. Mempengaruhi pucuk tumbuhan untuk melakukan dormansi. |
7.
|
Asam traumalin / Asam
traumalat
|
Memperbaiki luka pada
tumbuhan (proses restitusi / regenerasi)
|
Sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar