Selasa, 18 Juni 2013

NUTRISI DAN HORMON PERTUMBUHAN

10 310 831
UNIVERSITAS NEGERI MANADO
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN BIOLOGI
MATERI 3
NUTRISI DAN HORMON PERTUMBUHAN
A.    NUTRISI
Nutrisi adalah zat-zat gizi atau zat lain yang berhubungan dengan kesehatan dan penyakit, termasuk keseluruhan proses pemasukan dan pengolahan zat makanan oleh tubuh tumbuhan  yang bertujuan menghasilkan energi yang nantinya akan digunakan untuk aktivitas tubuh serta mengeluarkan zat sisanya (hasil metabolisme). Nutrisi dapat dikatakan sebagai ilmu tentang makanan, zat-zat gizi dan zat lain yang terkandung, aksi, reaksi, dan keseimbangan yang berhubungan dengan kesehatan dan penyakit.
Tumbuhan memerlukan kombinasi yang tepat dari berbagai nutrisi untuk tumbuh, berkembang, dan bereproduksi. Ketika tumbuhan mengalami malnutrisi, tumbuhan menunjukkan gejala-gejala tidak sehat. Nutrisi yang terlalu sedikit atau yang terlalu banyak dapat menimbulkan masalah.
Beberapa hipotesis tentang nutrisi pada tanaman:

1.   Aristoteles

Zat-zat untuk pertumbuhan adalah tanah

1.      Jean Baptiste Van Helmont (Fisikawan Belgia, Abad 17)
Biji ditanam dalam pot yang mengandung tanah 90,9 kg, disirami secara teratur,5 tahun kemudian berat pohon menjadi 76,8 kg tanah yang hilang hanya 0,06 kg. Tanaman tumbuh baik karena air yang diberikan secara teratur setiap hari
2.      Stephen Hales  (Ahli Fisiologi Inggris abad 18):
Tumbuhan diberi makan sebagian besar oleh udara.
Kesimpulan Tumbuhan :
1)      Mengekstraksi air dan mineral dari dalam tanah
2)      Mengabsorpsi O2& CO2 dari udara.
Pengambilan Nutrien oleh Tumbuhan (Gambar 1)
•         Akar mengabsorpsi air (H2O) dan mineral dari tanah.
•         Mikorhiza dan bulu akar sangat menambah luas permukaan absorpsi. Karbondioksida (CO2), sumber karbon untuk fotosintesis, berdiffusi ke dalam daun dari udara sekitarnya melalui stomata.
•         Tumbuhan juga memerlukan O2 untuk respirasi sellular, walaupun tumbuhan menghasilkan O2 hasil fotosintesis.
•         Dari nutrien anorganik ini tumbuhan dapat memproduksi semua kebutuhan bahan organiknya sendiri. 

Fungsi dan penggolongan nutrisi

a.      Nutrien Mineral
Nutrien mineral yaitu unsur kimia esensial yang diabsorpsi dari dalam tanah dalam bentuk ion anorganik. Nutrien mineral dari tanah hanya memberikan sumbangan yang kecil untuk keseluruhan massa dari tumbuhan tersebut,80-85% dari tumbuhan herbacious (yang mengandung sedikit lignin) terdiri dari air yang diakumulasi di dalam vakuola sentral selnya.
Air yang diabsorpsi :
ü  10% digunakan tumbuhan, dengan fungsi
ü  Untuk pelarut
ü  Perpanjangan sel
ü  Menjaga suhu tanaman
ü  Membantu proses metabolisme
ü  Menyangga turgiditas sel.
ü  90% hilang melalui transpirasi
ü  90% melalui stomata
ü  10% melalui kutikula dll.
Kadar air tumbuhan dapat diukur dengan mengurangkan berat materi tumbuhan sebelum dan sesudah dikeringkan, sampai mencapai berat konstan.
Komposisi Kimia Berat Kering Tumbuhan:
ü  95% berupa bahan organik, dalam bentuk:
1.      Karbohidrat (termasuk Sellulosa dari dinding sel)
2.      Senyawa sulfur, nitrogen dan fosfat
ü  5% berupa bahan anorganik (50 unsur kimia)
b.      Nutrien Essensial
Nutrien essensial adalah unsur yang dibutuhkan tanaman dengan kriteria:
1.      Tanpa zat hara tersebut tanaman tidak dapat memenuhi siklus hidupnya
2.      Zat hara tersebut tidak dapat digantikan oleh zat hara lainnya
3.      Persyaratan tersebut harus berlaku untuk semua tanaman
Cara penelusuran unsur/nutrien essensial:
ü  Kultur hidroponik
ü  Analisis bahan kering tumbuhan
Menggunakan Kultur Hidroponik untuk Mengidentifikasi Nutrien Essensial (Gambar 2)
ü  Seorang peneliti merendam perakaran tumbuhan di dalam larutan berbagai mineral yang konsentrasinya diketahui.
ü  Dengan menambahkan udara ke dalam air menyediakan oksigen bagi akar untuk respirasi selluler. Sebuah mineral tertentu, seperti misalnya kalium, dapat dihilangkan dari media kultur untuk mengetahui apakah itu essensial bagi tumbuhan.
ü  Apabila elemen yang dihilangkan dari larutan mineral merupakan sebuah nutrien essensial, maka larutan yang tidak lengkap itu akan menyebabkan tumbuhan menjadi abnormal penampilannya bila dibandingkan dengan kontrol yang ditumbuhkan pada media mineral yang lengkap.
ü  Gejala yang paling umum dari kekurangan mineral adalah pertumbuhan yang kerdil dan daun yang klorosis.

c.       Nutrien Makro
Makro Nutrisi memiliki 9 unsur, diantaranya :
ü  Makro nutrien adalah nutrien yang dibutuhkan oleh tanaman dalam jumlah yang relatif besar.
Terdiri dari:
ü  Makro Nutrien Mayor (6 unsur)
(Bahan baku utama pembentuk senyawa organik), yaitu: C, O, H, N, S dan P
Nitrogen (N)
Sebagai unsur kimia dan komponen utama yang penting dalam tanaman, protoplasma sel mempunyai kandungan nitrogen yang tinggi, dan juga merupakan unsur pokok protein, asam amino, almida dan alkolida. Klorophil juga mempunyai unsur nitrogen, jika dalam keadaan dibawah optimal ada kecendrungan nitrogen akan ditransfer ke jaringan yang lebih muda, yang secara fisiologis merupakan daerah aktif titik tumbuh.
Sulfur (S)
Sulfur sangat penting dalam pembentukan minyak pada tanaman, seperti halnya sulfur dan nitrogen, adalah pembentuk asam amino. Sulfur Sangat mirip dengan Nitrogen jika dibandingkan dengan nutrient essensial tanaman lainnya, dan kekurangan unsur sulfur pun sangat mirip dengan
Fosfor (P)
Fosfor adalah komponen asam nukleat, yang berfungsi untuk mengatur proses perkembangan, defisiensi unsur ini akan menghambat pertumbuhan, dan juga mempengaruhi pertumbuhan akar. Fosfor juga merupakan komponen berbagai system fisiologis yang berhubungan dengan nutrisi dan respirasi dan juga mempengaruhi pemasakan buah, dan elemen ini dibutuhkan dalam jumlah yang cukup untuk efisiensi penggunaan nitrogen. Fosfor mempunyai peranan penting dalam pemecahan karbohidrat dan makanan lainnya yang dihasilkan akibat proses fotosintesis dalam tanaman. Kekurangan fosfor akan menghambat fotosistesis dan membatasi kemampuan tanaman untuk memproduksi karbohidrat, peranan fosfor dalam proses pertumbuhan tanaman sebagai berikut :
a.       Stimulasi pertumbuhan awal akar dan perkembangannya
b.      Mempercepat tanaman untuk menghasilkan
c.       Produksi buah dan biji.
ü  Makro Nutrien Minor, yaitu: K, Ca, dan Mg.
Kalium (K)
Kalium mempunyai pengaruh dalam proses fisiologi antara lain
a.       Pembelahan sel
b.      Formasi fotosintesis dari karbohidrat
c.       Reduksi nitrat dan mengubah hasil sistesis menjadi protein
d.      Aktifitas enzim
Kalsium (Ca)
Fungsi utama dari kalsium adalah sebagai komponen dinding sel. Dinding sel ini mempunyai daerah meristimatik dan ini sangat penting untuk pertumbuhan akar yang baik, dalam fisiologi sel kalsium cenderung mengatur atau menghambat aktivitas kalium, dan kalsium dapat juga mempengaruhi penyerapan nitrogen
Fungsi Kalsium dalam tanaman adalah sebagai berikut :
a.       Meningkatkan pembentukan awal akar dan pertumbuhan
b.      Meningkatkan kekuatan tanaman secara umum
c.       Mempengaruhi jumlah pegambilan bahan makanan pada tanaman
d.      Menetralisasi produksi racun dalam tanaman.
e.       Meningkatkan produksi biji dan benih
f.       Meningkatkan kandungan kalsium makanan.
Magnesium (Mg)
Sebagai salah satu komponen dri sejumlah system enzym, magnesium juga mempunyai fungsi vital dalam pembentukan klorophil
Fungsi Magnesium dalam tanaman adalah sebagai berikut
a.       Bagian essential dari klorophil
b.      Mengatur pengambilan unsur hara tanaman lainnya
c.       Sebagai pembawa fosfor dalam tanaman
d.      Membantu pembentukan minyak dan lemak dll
d. Nutrien Mikro
Mikro Nutrien memiliki 8 unsur, diantaranya :
*      Mikro nutrien adalah nutrien yang dibutuhkan oleh tanaman dalam jumlah yang sangat kecil, yaitu:
            Fe, Cl, Cu, Mn, Zn, Mo, B, dan Ni
*      Mikro nutrien diperlukan dalam jumlah sedikit sebab fungsi utama mikro nutrient adalah:
            1. sebagai kofaktor reaksi enzymatis.
                Fe merupakan komponen metalik dari sitokrom
            2. sebagai katalitik
         Mo (Molibdenum) dibutuhkan hanya satu atom untuk setiap 16 juta atom hidrogen  dalam bahan tumbuhan kering.
*      Kekurangan mikro nutrien dapat melemahkan bahkan mematikan tanaman
Elemen mikro atau mikronutrien adalah elemen yang penting, dan dibutuhkan dalam jumlah sedikit dan kecil untuk menjalankan fungsinya yang penting dalam tubuh tanaman. Beberapa fungsi elemen mikro dalam system enzyme tanaman sebagai elemen pembentuk anion (Boro dan Molibdenum) juga pembentuk unsure kation (tembaga). Beberapa diantaranya dalam proses oksidasi – reduksi dalam metabolisme tanaman beberapa diantaranya dibutuhkan dalam memproduksi klrorophil, Unsur mikro diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Mangan (Mn)
Fungsi umumnya adalah sebagai katalis untuk berbagai system enzyme. Mangaan bersifat antagonistic dengan besi, jumlah berlebihan dari salah satu unsur akan menyebabkan munculnya gejala defisiensi dari unsur lainnya, tetapi interaksi elemen ini dengan mikronutrien lainnya mungkin menguntungkan.
2. Besi (Fe)
Klorosis kerena defisiensi zat besi pada tanaman menunjukan fungsi elemen ini dalam pembentukan klorophil, walaupun bukan elemen pembentuk yang sebenarnya, zat besi juga berfungsi sebagai katalis dalam sistem enzym pernapasan dan oksidasi, dan terlibat dalam reduksi nitrate menjadi amonia. Secara umum pergerakan dan kelarutan dalam tanaman adalah terbatas, terutama jika jumlah Mangaan dan Fosfor tinggi, jumlah kalium rendah dan cahaya yang sangat terang
3. Seng (Zn)
Seng dibutuhkan untuk metabolisme protein dan berperan dalam pembentukan klorophil
4. Tembaga (Cu))
Tembaga penting sebagai koenzym yang dibutuhkan untuk mengaktifkan beberapa enzym tanaman, juga terlibat dalam pembentukan klorophil. Penyerapan tembaga berlawanan dengan penyerapan zat besi. Jumlah tembaga yang terlalu kecil menyebabkan zat besi terakumulasi dalam tanaman, dan jumlah tembaga yang terlalu banyak menyebabkan gejala klorosis yang terjadi hampir disetiap pertumbuhan baru, karena tembaga relatif tidak mobil.

5.  Molibdenum
Molibdenum penting dalam simbiosis fiksasi nitrogen dalam reduksi nitrogen nitrat menjadi bentuk amino, oleh sebab itu defisiensi molibdenum dapat menyebabkan defisiensi nitrogen dalam tanaman.
6.  Boron
Banyak pertumbuhan vegetatif yang abnormal disebabkan defisiensi boron, dan jika kelebihan elemen ini menunjukan gejala keracunan, interaksi elemen ini dengan elemen mikro lainnya dimana ada ketidak seimbangan dapat mengganggu perkembangan bibit.
1.  Makronutrien.
Makronutrien adalah elemen-elemen yang dibutuhkan tumbuhan dalam jumlah banyak, yaitu nitrogen, kalsium, potasium, sulfur, magnesium, dan fosfor.

TABEL MAKRO NUTRIEN
Unsur
Bentuk yang tersedia bagi tumbuhan
Fungsi utama
Karbon (C)
CO2
Komponen utama dari senyawa organik tumbuhan
Oksigen (O)
CO2; H20
Komponen utama dari senyawa organik tumbuhan
Hidrogen (H)
H2O
Komponen utama dari senyawa organik tumbuhan
Nitrogen (N)
NO3; NH4
Komponen dari asam nukleat, protein, hormon, klorofil, dan koenzym
Sulfur (S)
SO4
Komponen dari protein, koenzym
Fosfor (P)
H2PO4; HPO4
Komponen dari asam nukleat, fosfolipid, ATP dan beberapa koenzym
Kalium (K)
K
Kofaktor dalam sintesis protein, mengatur keseimbangan air, membuka dan menutup stomata
Kalsium (Cl)
Ca
Pembentukan, pembuatan dan keestabilan dinding sel, mengatur struktur dan permeabilitas membran, aktivator beberapa enzim, regulator respon sel terhadap stimulus.
Magnesium (Mg)
Mg
Komponen ddari klorofil, aktivator banyak enzim


2.    Mikronutrien
Mikronutrien adalah elemen-elemen yang dibutuhkan tumbuhan dalam jumlah sedikit, seperti besi, boron, mangan, seng, tembaga, klor, dan molybdenum.

TABEL MIKRONUTRIEN
Unsur
Bentuk yang tersedia bagi tumbuhan
Fungsi utama
Klor (Cl)
Cl
Diperlukan pada tahap penguraian air dalam fotosintesis, mengatur keseimbangan air
Besi (Fe)
Fe; Fe
Komponen dari sitokrom, aktivator beberapa enzim
Boron (B)
H2BO3
Kofaktor dalam sintesis klorofil, terlibat dalam transport karbohidrat dan sintesis asam nukleat
Mangan (Mn)
Mn
aktiv dalam pembentukan asam amino, aktivator beberapa enzim, diperlukan dalam tahapan penguraian air dalam fotosintesis
Seng (Zn)
Zn
Aktiv dalam pembentukan klorofil, aktivator beberapa enzym
Kuprum (Cu)
Cu; Cu
Komponen dari banyak enzym, reaksi redoks dan biosintesis lignin
Molibdunum (Mo)
MoO4
Essensial untuk fiksasi nitrogen, kofaktor dalam reduksi nitrat
Nikel (Ni)
Ni
Kofaktor enzym yang berfungsi dalam metabolisme nitrogen

Baik makro dan mikronutrien diperoleh akar tumbuhan melalui tanah. Akar tumbuhan memerlukan kondisi tertentu untuk dapat mengambil nutrisi-nutrisi tersebut dari dalam tanah. Pertama, tanah harus lembap sehingga nutrien dapat diambil dan ditransport oleh akar. Kedua, pH tanah harus berada dalam rentang dimana nutrien dapat dilepaskan dari molekul tanah. Ketiga, suhu tanah harus berada dalam rentang dimana pengambilan nutrien oleh akar dapat terjadi. Suhu, pH, dan kelembapan optimum untuk tiap spesies tumbuhan berbeda. Hal ini menyebabkan nutrien tidak dapat dipergunakan oleh tumbuhan meskipun nutrien tersebut tersedia di dalam tanah.  Pertumbuhan tanaman tidak hanya dikontrol oleh faktor dalam (internal), tetapi juga ditentukan oleh faktor luar (eksternal). Salah satu faktor eksternal tersebut adalah unsur hara esensial. Unsur hara esensial adalah unsur-unsur yang diperlukan bagi pertumbuhan tanaman. Apabila unsur tersebut tidak tersedia bagi tanaman, maka tanaman akan menunjukkan gejala kekurangan unsur tersebut dan pertumbuhan tanaman akan terhambat. Berdasarkan jumlah yang diperlukan kita mengenal adanya unsur hara makro dan unsur hara mikro.






B.   HORMON

Hormon tumbuhan, atau fitohormon, adalah sekumpulan senyawaorganik bukan hara (nutrien), baik yang terbentuk secara alami maupun dibuat oleh manusia, yang dalam kadar sangat kecil mampu mendorong, menghambat, atau mengubah pertumbuhan, perkembangan, dan pergerakan (taksis) tumbuhan[1]. "Kadar kecil" yang dimaksud berada pada kisaran satu milimol per liter sampai satu mikromol per liter.
Penggunaan istilah "hormon" sendiri menggunakan analogi fungsi hormon pada hewan. Namun demikian, hormon tumbuhan tidak dihasilkan dari suatu jaringan khusus berupa kelenjar buntu (endokrin) sebagaimana hewan, tetapi dihasilkan dari jaringan non-spesifik (biasanya meristematik) yang menghasilkan zat ini apabila mendapat rangsang. Penyebaran hormon tumbuhan tidak harus melalui sistem pembuluh karena hormon tumbuhan dapat ditranslokasi melalui sitoplasma atau ruang antarsel.
Hormon tumbuhan dihasilkan sendiri oleh individu yang bersangkutan ("endogen"). Pemberian hormon dari luar sistem individu dapat pula dilakukan ("eksogen"). Pemberian secara eksogen dapat juga melibatkan bahan kimia non-alami (sintetik, tidak dibuat dari ekstraksi tumbuhan) yang menimbulkan rangsang yang serupa dengan fitohormon alami. Oleh karena itu, untuk mengakomodasi perbedaan dari hormon hewan, dipakai pula istilah zat pengatur tumbuh tumbuhan ( plant growth regulator/substances) bagi hormon tumbuhan.

Kelompok hormon

Terdapat ratusan hormon tumbuhan atau zat pengatur tumbuh (ZPT) yang dikenal orang, baik yang endogen maupun yang eksogen. Pengelompokan dilakukan untuk memudahkan identifikasi, dan didasarkan terutama berdasarkan efek fisiologi yang sama, bukan semata kemiripan struktur kimia. Pada saat ini dikenal lima kelompok utama hormon tumbuhan, yaitu auksin (auxins), sitokinin (cytokinins), giberelin (gibberellins, GAs), etilena (etena, ETH), dan asam absisat (abscisic acid, ABA). Tiga kelompok yang pertama bersifat positif bagi pertumbuhan pada konsentrasi fisiologis, etilena dapat mendukung maupun menghambat pertumbuhan, dan asam absisat merupakan penghambat (inhibitor) pertumbuhan. Selain kelima kelompok itu, dikenal pula kelompok-kelompok lain yang berfungsi sebagai hormon tumbuhan namun diketahui bekerja untuk beberapa kelompok tumbuhan atau merupakan hormon sintetik, seperti brasinosteroid, asam jasmonat, asam salisilat, dan poliamina. Beberapa senyawa sintetik berperan sebagai inhibitor (penghambat perkembangan).

Auksin

Ada 9 auksin indol, 14 sitokinin, 52 giberelin, tiga asam absisat, dan satu etilena yang dihasilkan secara alami dan telah diekstraksi orang. ZPT sintetik ada yang memiliki fungsi sama dengan ZPT alami, meskipun secara struktural berbeda. Dalam praktik, seringkali ZPT sintetik (buatan manusia) lebih efektif atau lebih murah bila diaplikasikan untuk kepentingan usaha tani daripada ekstraksi ZPT alami.
Auksin dicirikan sebagai substansi yang merangsang pembelokan ke arah cahaya (fotonasti) pada bioassay terhadap koleoptil haver (Avena sativa) pada suatu kisaran konsentrasi. Kebanyakan auksin alami memiliki gugus indol. Auksin sintetik memiliki struktur yang berbeda-beda. Beberapa auksin alami adalah asam indolasetat (IAA) dan asam indolbutirat (IBA). Auksin sintetik (dibuat oleh manusia) banyak macamnya, yang umum dikenal adalah asam naftalenasetat (NAA), asam beta-naftoksiasetat (BNOA), asam 2,4-diklorofenoksiasetat (2,4-D), dan asam 4-klorofenoksiasetat (4-CPA). 2,4-D juga dikenal sebagai herbisida pada konsentrasi yang jauh lebih tinggi.

Sitokinin

Golongan sitokinin, sesuai namanya, merangsang atau terlibat dalam pembelahan sel (cytokinin berarti "terkait dengan pembelahan sel"). Senyawa dari golongan ini yang pertama ditemukan adalah kinetin. Kinetin diekstrak pertama kali dari cairan sperma ikan hering, namun kemudian diketahui ditemukan pada tumbuhan dan manusia. Selanjutnya, orang menemukan pula zeatin, yang diekstrak dari bulirjagung yang belum masak. Zeatin juga diketahui merupakan komponen aktif utama pada air kelapa, yang dikenal memiliki kemampuan mendorong pembelahan sel[2]. Sitokinin alami lain misalnya adalah 2iP.
Sitokinin alami merupakan turunan dari purin. Sitokinin sintetik kebanyakan dibuat dari turunan purin pula, seperti N6-benziladenin (N6-BA) dan 6-benzilamino-9-(2-tetrahidropiranil-9H-purin) (PBA).

Giberelin atau asam giberelat

Golongan ini merupakan golongan yang secara struktur paling bermiripan, dan diberi nama dengan nomor urut penemuan atau pembuatannya. Senyawa pertama yang ditemukan memiliki efek fisiologi adalah GA3 (asam giberelat 3). GA3 merupakan substansi yang diketahui menyebabkan pertumbuhan membesar pada padi yang terserang fungiGibberella fujikuroi.

Etilena

Etilena atau etena merupakan satu-satunya zat pengatur tumbuh yang berwujud gas pada suhu dan tekanan ruangan (ambien). Selain itu, etilena tidak memiliki variasi bentuk yang lain. Peran senyawa ini sebagai perangsang pemasakan buah telah diketahui sejak lama meskipun orang hanya tahu dari praktek tanpa mengetahui penyebabnya. Berbagai substansi dibuat orang sebagai senyawa pembentuk etilena, seperti ethephon (asam 2-kloroetil-fosfonat, diperdagangkan dengan nama Ethrel) dan beta-hidroksil-etilhidrazina (BOH). Senyawa BOH dapat pula memicu pembentukan bunga pada nanas. Kalium nitrat diketahui juga merangsang pemasakan buah, namun belum diketahui secara pasti hubungannya dengan perangsangan pembentukan etilena secara endogen.

Inhibitor

Inhibitor alami adalah asam absisat atau ABA. ABA selanjutnya dapat diproses menjadi bentuk tidak aktif yang disebut sebagai metabolit ABA. Berbagai senyawa sintetik dibuat dan diperdagangkan untuk menghambat atau menunda proses metabolisme, seperti MH, (2-kloroetil)trimetilamonium klorida (CCC, merek dagang Cycocel dan Chlormequat), SADH, ancymidol, asam triiodobenzoat (TIBA), dan morphactin.

Manfaat

Pemahaman terhadap fitohormon pada masa kini telah membantu peningkatan hasil pertanian dengan ditemukannya berbagai macam zat sintetik yang memiliki pengaruh yang sama dengan fitohormon alami. Aplikasi zat pengatur tumbuh dalam pertanian modern mencakup pengamanan hasil (seperti penggunaan Cycocel untuk meningkatkan ketahanan tanaman terhadap lingkungan yang kurang mendukung), memperbesar ukuran dan meningkatkan kualitas produk (misalnya dalam teknologi semangka tanpa biji), atau menyeragamkan waktu berbunga (misalnya dalam aplikasi etilena untuk penyeragaman pembungaan tanaman buah musiman), untuk menyebut beberapa contohnya.

Macam-macam Hormon Pertumbuhan Pada Tumbuhan dan Fungsinya


No.
Nama Hormon
Fungsi
1.
Auksin
a. Merangsang perpanjangan sel.
b. Merangsang pembentukan bunga dan buah.
c. Merangsang pemanjangan titik tumbuh.
d. Mempengaruhi pembengkokan batang.
e. Merangsang pembentukan akar lateral.
f. Merangsang terjadinya proses diferensiasi.
2.
Gibberellin
a. Merangsang pembelahan sel kambium.
b. Merangsang pembungaan lebih awal sebelum waktunya.
c. Merangsang pembentukan buah tanpa biji.
d. Merangsang tanaman tumbuh sangat cepat sehingga mempunyai ukuran raksasa.
3.
Sitokinin
a. Merangsang proses pembelahan sel.
b. Menunda pengguguran daun, bunga, dan buah.
c. Mempengaruhi pertumbuhan tunas dan akar.
d. Meningkatkan daya resistensi terhadap pengaruh yang merugikan seperti suhu rendah, infeksi virus, pembunuh gulma, dan radiasi.
e. Menghambat (menahan) menguningnya daun dengan jalan membuat kandungan protein dan klorofil yang seimbang dalam daun (senescens).
4.
Gas etilen
a. Membantu memecahkan dormansi pada tanaman, misalnya pada ubi dan kentang.
b. Mendukung pematangan buah.
c. Mendukung terjadinya abscission (pelapukan) pada daun.
d. Mendukung proses pembungaan.
e. Menghambat pemanjangan akar pada beberapa spesies tanaman dan dapat menstimulasi pemanjangan batang.
f. Menstimulasi perkecambahan.
g. Mendukung terbentuknya bulu-bulu akar.
5.
Kalin
a. Rhizokalin, mempengaruhi pembentukan akar.
b. Kaulokalin, mempengaruhi pembentukan batang.
c. Filokalin, mempengaruhi pembentukan daun.
d. Antokalin, mempengaruhi pembentukan bunga.
6.
Asam absisat (ABA)
a. Menghambat perkecambahan biji.
b. Mempengaruhi pembungaan tanaman.
c. Memperpanjang masa dormansi umbi-umbian.
d. Mempengaruhi pucuk tumbuhan untuk melakukan dormansi.
7.
Asam traumalin / Asam traumalat
Memperbaiki luka pada tumbuhan (proses restitusi / regenerasi)

Sumber


Tidak ada komentar:

Posting Komentar